Mesin Waktu


Kembali kemasa lalu adalah hal yang selalu Aku lakukan. Bercermin, berbicara, dan menghayal adalah hobi yang membantuku menenggelamkan diri ke dalam jurang masa lampau. Tidak selalu binatang buas dan kubangan lumpur yang kutemukan, kadang juga aroma buah busuk yang ternyata menjadi sumber kehidupan bagi para serangga. "Lihat, kau bisa mengambil pelajaran dari penampakkan itu" Gumamku dalam hati. Makanan yang dianggap menjijikkan oleh manusia karena sudah busuk, malah menjadi santapan lezat bagi para serangga khususnya lalat. Pemikiran seperti inilah yang Aku butuhkan di masa sulit ini. 

Sekilas kondisi saat ini sangatlah merugikan, ekonomi; kesehatan; sosial; dan psikologis juga terganggu. Tapi coba pikirkan, kapan lagi Aku bisa mendapatkan kupon bermesraan bersama keluarga jika bukan saat ini, kapan lagi merasakan kuliah online dan mengerjakan skripsi didampingi suara riuh adek Abi main game, dan kapan lagi kita bisa berbakti pada orang tua dan pemerintah dengan mematuhi protokol kesehatan. Come on, be creative and chage your mind, this is an opportunity.

Berhenti meratap! Bukan kata "kembali" yang penting, tapi "Mengintip". Masa lalu tidak akan berubah walaupun kau pikirkan setiap hari, masa depan lebih berhak kau perjuangkan. Biarkan perasaanmu, kemalasanmu, ratapanmu berakhir di fase ini, Corona itu peluang, bukan alat pemusnah masal. 


Diumurku yang ke-21 ini, beginilah caraku bertahan hidup. Memikirkan sesuatu dari sisi yang lain dan selau bertanya "Sudah berapa banyak masalah yang kau selesaikan?", "Apakah membuatmu dewasa?", "Pelajaran apa yang kau ambil?", "Bersyukurkah engkau pada hidupmu?" atau "Apakah muncul hasrat ingin pergi?". Pada akhirnya, setiap manusia punya cara tersendiri untuk menjalani hidup. Terima kasih mesin waktu.  




Comments

Popular posts from this blog

Song Review - Seandainya (Gita & Paul)

Ngebolang Kuy! Edisi Borobudur

About Me