AYDK Sabtu dan 12

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Oktober 2019

Selamat hari sabtu rekan-rekan semuanya, kali ini aku menyapa kalian seperti kak Fathur wong Pembang, budak Jubel, karena pas banget sama dresscodenya korsa jurusan tercinta.  Apa yang akan kita bahas hari ini? Ah seharusnya aku tak perlu bertanya, karena ini bukan media komunikasi dua arah yang memungkinkan untuk berdiskusi. 

Aku yang tercatat sebagai anak BSA (Bahasa dan Sastra Arab) terkadang tidak mengaku. Kenapa? ya, malu. Tapi bukan itu yang ingin aku sampaikan kali ini. Aku disini, terlahir dalam balutan kesederhanaan yang mengimpikan hidup sederhana, Ayah, Ibu, dan dua Adik kecilku dalam satu atap. Itu adalah kesederhanaan termewah yang pernah aku bayangkan. Berbicara masalah kemewahan, aku akui 12 adalah angka termewah. Bagaimana tidak? Pada 12 Ibuku dilahirkan, pada 12 aku dilahirkan dan pada 12 nanti aku ingin sosok baru terlahirkan. Hahaha itu adalah harapan yang memaksa. 

12 Oktober 1971 ia dilahirkan, bisa dihitung berapa banyak umurnya sekarang, bisa dikira berapa sedikit sisa bersamanya. Aku bukan kalian yang mengucap kalimat sayang setiap hari atau mengecup pipinya setiap pagi, aku sosok yang nyaman dalam diam menyayanginya. Bagi semiotika itu memang asik, tapi bagi strukturalis itu tak berguna. Pada hari ini, 12 Oktober 2019 izinkan aku mengucap selamat ulang tahun Ibu, semoga doamu terkabul dan Allah meridhoi perjalanan hidupmu. Aku mohonkan aamiin bagi rekan-rekan pembaca. Terima kasih dan maaf karena tak mampu membalas kebaikan kalian semua. 

Kalian para anak yang mungkin sama memiliki sifat pemalu seperti diriku, aku mengerti susahnya untuk mengekpresikan perasaan sayang kepada keluarga, sifat yang terlihat acuh tentunya bukan kehendak kalian, banyak perasaan yang kalian pendam sendiri dan kalian nyaman bersamanya bukan? Itu hal yang wajar, tapi ingat! Jangan sampai sifat acuhmu membelenggu perasaanmu, terkadang mengatakan "Aku rindu kamu" atau "Are you Ok?" sudah mewakili rasa pedulimu.

Selain bertepatan dengan tanggal 12, hari ini adalah hari sabtu. Hari dimana 3 tahun lalu aku bersama keluarga 4 Pilar menghabiskan malam bersama hujan. Ada jargon yang masih aku ingat "Generasi kebanggaan bangsa?" "Bersatu, teguh dan kreatif" 3 kata itu yang seharusnya bisa terus diimplikasi ke dalam kehidupan pemuda sehari-hari. Sepertinya kita sudah tidak ada kabar ya teman-teman. Aku menunggu kita ber-9 mengulas sejarah, berbincang panjang tentang suatu masa yang mendekatkan raga dan emosionalitas sesama anggota. Aku disini, memperjuangkan kesuksesan, semoga kalian juga. 

Jika ditanya, apa yang sudah aku lakukan untuk menuju sukses, mungkin aku bukan orang yang pantas menjawab pertanyaan itu, karena yang aku siapkan selama ini masih sebatas pengumpulan informasi untuk membentuk pribadi yang cerdas, berwawasan cerdas dan bertindak cerdas. Namun semua butuh proses, aku yang bersusah payah memperkaya wawasan harus tetap mengontrol ego dan sifat ambisius untuk dapat diterima dalam lingkungan yang mengatakan "Tuhan bersama orang-orang yang santuy" Hahaha tak ada maksud menjudge golongan tertentu.
Tak ada maksud menyindir dalam tulisan ini, aku sebagai generasi milenialpun merasakan kemageran yang luar biasa ketika dihadapkan pada suatu situasi yang benar-benar membuat nyaman. Pola pikir pemuda yang menginginkan segala serba instan dan lebih suka memilih jalan termudah itu sangat membelenggu dan cikal bakal rusaknya kualitas bangsa. Aku adalah orang yang termanjakan dan terbodohkan oleh alat, semestinya dengan akses cepat aku lebih banyak menyerap informasi bukan memperbanyak update diri di medsos, itulah penyesalan terbesarku. 

Hal yang sangat aku sesali berikutnya adalah miskinnya minat baca, aku tidak terbisa menargetkan minimal bacaan setiap hari dan kurasa sebagian besar pemuda Indonesia juga begitu. Andai saja mesin waktu Doraemon benar-benar ada, aku ingin mengganti umurku untuk menjadi kutu buku sejati wkwkwk, ya tak perlu sesali hanya perlu mulai lagi. 

Yuk rekan-rekan, hari ini aku mengajak kalian memulai bersama, menata hidup yang tak berarah dan menjadikan buku sebagai nafas. Tidak ada kata terlambat untuk belajar, tak ada kata malu untuk berproses apalagi tak ada kata menyerah untuk masa depan. Aku yakin, pada sabtu dan pada tanggal 12 lain akan lebih bermakna.
Salam Pemuda!
Salam Literasi!

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh




Comments

Popular posts from this blog

Song Review - Seandainya (Gita & Paul)

Ngebolang Kuy! Edisi Borobudur

About Me